Cara Mudah Menulis Cerpen ala Mohammad Diponegoro

"Dunia cerpen ialah alam di dasar laut karang. Makin dalam kita menyelam dengan minat tajam, makin asyik dan terpukau kita oleh keindahan dan kekayaannya. Kita bisa tergulir untuk jatuh cinta dan akhirnya membatalkan sama sekali niat untuk lari dari dunia cerpen" 

Ketika Mas Mantri Menjenguk Tuhan

MEMBACA (kembali) buku lama ini seolah mengantarkan ke masa-masa sekitar 1998. Bukan saja karena buku ini saya beli sekitar tahun itu, tetapi isinya benar-benar meneropong dan memotret banyak kejadian-kejadian sebelum tahun 1998. Buku yang hadir dengan pergumulan kebudayaan, keagamaan, sosial-politik dengan sajian yang terkadang mengelitik.

Aku Ingin Jadi Peluru: Simbol Perlawanan Orang-orang Tertindas

INI adalah salah satu buku puisi yang sangat saya sukai. Buku yang mengingatkan saya kalau buku ini pernah saya beli di Surabaya pada 22 November 2000 (tertulis di sudut atas halaman dalam). Buku puisi yang ditulis oleh penyair yang sampai sekarang hilang entah kemana sejak orde baru. Dalam buku ini, ada satu puisinya yang sangat berkesan dan memberi spirit tersendiri, setidaknya bagi saya yang berjudul Peringatan:

Wonosalam Suatu Malam

melodi jangkrik dan orong-orong bersautan 
memamah dan memecah langit malam
udara dingin menusuk-nusuk tulang
sesekali terdengar nyanyian tokek
membuat telinga pekak

Suatu Pagi di Ngurah Rai

sisa hujan semalam
belum juga mengering
angin berhembus sepoi-sepoi
burung-burung gereja berjumpalitan
pada tiang-tiang listrik bandara

Trisakti, 12 Mei 1998

ada peristiwa di hari ini
yang menghiasi koran pagi
:mahasiswa mati ditembaki
saat demonstrasi
dan mengibarkan bendera reformasi

(Bukan) Gombal Mukiyo

jangan bertanya, sayang
mengapa namamu tak kucantumkan
dalam puisi dan roman picisanku
atau sekadar dalam kata pengantarnya

Sepenggal Catatan Terpenggal di Hari Kemenangan

ya Allah, hari ini gelegar takbir terdengar
padahal kemarin kami masih berebut benar
tentang bulan satu syawal yang samar keluar

Puisi Terlewat, 7

”.....cintaku yang terjepit di antara spasi puisiku, meronta-ronta ingin terbang, mengarungi angkasamu. namun tatkala mulai terbang, dengan angkuhmu kau depak jatuh, tersungkur sekarat di pojok kumuh puisiku........”

Semalam Aku Bermimpi

semalam aku bermimpi
melihat matamu
di dalamnya ada sungai
yang mengalirkan rinduku

Kau Seharusnya Tidak Hanya Memahami

kau seharusnya tidak hanya memahami
tapi juga harus mengasah empati
kami lapar, kami butuh nasi
bukan teori dan simulasi

Setelah Hujan

cangkir kopi sudah yang ketiga
hujan juga sudah mulai reda
dan dzikir jangkrik mulai menggema