tag:blogger.com,1999:blog-34343430834441551692023-11-07T16:32:48.442+07:00Secangkir Kopikurang manis, kurang legit, cenderung pahit!JUNAEDIhttp://www.blogger.com/profile/12337752638782792371noreply@blogger.comBlogger46125tag:blogger.com,1999:blog-3434343083444155169.post-30911221055352081022014-07-05T09:09:00.001+07:002014-07-05T09:14:10.671+07:00Pilpres dan Fenomena Menulis Surat<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://4.bp.blogspot.com/-c8ul_rQ14Y0/U7avfd2gXfI/AAAAAAAABjg/36dKGnjGUZ4/s1600/surat.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://4.bp.blogspot.com/-c8ul_rQ14Y0/U7avfd2gXfI/AAAAAAAABjg/36dKGnjGUZ4/s1600/surat.jpg" height="155" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: xx-small;">Sumber: maxxima-technology.com</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Anda pernah menulis surat? Saya yakin hampir dari sebagian besar kita pernah menulis surat. Entah itu surat-surat resmi, surat untuk sahabat pena, surat cinta, ataupun surat pemberitahuan tidak masuk sekolah. Nah, perihal surat-menyurat ini, sepertinya menjelang perhelatan pemilihan presiden 2014 ini marak kembali dilakukan oleh sebagian orang. Mungkin bisa kita mulai dengan adanya surat dari calon Presiden Prabowo Subianto kepada guru-guru di beberapa daerah yang berisi permintaan memenangkannya pada pemilu presiden 9 Juli mendatang.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<a name='more'></a>Berikutnya muncul surat dari Tasniem Fauzia, anak mantan ketua MPR Amien Rais yang isinya "patah hati" pada Jokowi. Surat Tasniem ini dalam bentuk surat terbuka yang di posting di jejaring sosial media. Dalam surat terbukannya itu, Tasniem banyak memberi pertanyaan kepada Jokowi. Di akhir pertanyaan, ia meminta Jokowi menjawab, tetapi tidak perlu membalas surat tersebut. Tasniem juga meminta siapa saja yang membaca suratnya dan mengenal Jokowi, agar menyampaikan kepada Gubernur DKI Jakarta nonaktif itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tentu saja surat terbuka Tasniem mendapat tanggapan pro dan kontra. Dan, sudah pasti pihak Amien Rais dan terutama Prabowo akan menanggapi positif isi surat itu. Sementara pihak yang kontra tentu saja tak sedikit jumlahnya, terutama bagi pihak bersebarngan dengan Prabowo, baik pendukung Jokowi langsung maupun masyarakat biasa. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ada beberapa surat balasan yang juga ditulis di media online untuk menanggapi surat "patah hati" Tasniem ini. Yang paling heboh adalah surat yang di tulis <span style="text-align: start;">Achmad Room Fitrianto yang mengaku sebagai anak petani, yang sedang menyelesaikan pendidikan S-3 Australia. Ia menulis surat balasan untuk Tasbiem di blog Kompasiana yang kemudian menjadi perbincangan ramai di media karena isinya "membantai" apa yang telah </span><br />
ditulis oleh Tasniem.<br />
<br />
Selain itu, juga ada balasan yang tak kalah hebohnya, yang ditulis oleh Dian Paraminta, mantan adik kelas Tasniem saat menempuh pendidikan di SMP 5 Yogyakarta. Dian memposting surat untuk Tasniem di blog pribadinya, www.dianparamita.com, dengan judul "Surat Terbuka untuk Tasniem Fauzia". Intinya juga nada kekecewaan dengan Tasniem, meskipun dengan nada yang lebih halus. </div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Selain itu, juga ada banyak surat balasan dari beberapa pegiat jejaring sosial, termasuk juga munculnya surat yang langsung ditujukan kepada calon Presiden Prabowo Subianto, semisal dari Frans Magnis Suseno dan juga dari seorang Dosen Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi Kusman, yang menulis surat terbuka untuk calon presiden Prabowo Subianto.<br />
<br />
Fenomena ini bagi saya sungguh menarik. Berkomunikasi lewat surat, terlepas dari isinya seperti apa, penuh tendensi atau tidak, merupakan sesuatu yang menyehatkan, terutama dalam dunia tulis menulis. Apalagi suratnya dalam bentuk surat terbuka yang bagi siapa saja bisa mengkases dan membacanya. Dan bahkan langsung bisa merespon atau membalasnya jika isinya menimbulkan polemik. Dan yang jelas, surat-surat itu akan "abadi" dan bisa dibaca sampai generasi nanti, karena diposting dan disebar secara berantai di dunia maya.<br />
<br />
Salam surat-suratan. Selamat memilih presiden dengan selamat!</div>
</div>
Anonymousnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3434343083444155169.post-22011410535405110352014-03-14T02:30:00.000+07:002014-03-14T08:39:07.726+07:00Surat Buat Presiden SBY dari Warga Riau<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="http://3.bp.blogspot.com/-JLIqk_sgZtk/UyJcql5I9mI/AAAAAAAABfU/NqebZdpxHFQ/s1600/SBY.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="http://3.bp.blogspot.com/-JLIqk_sgZtk/UyJcql5I9mI/AAAAAAAABfU/NqebZdpxHFQ/s1600/SBY.jpg" height="133" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><span style="font-size: xx-small;">Foto: merdeka.com</span></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b>TERCENUNG</b> juga sejak kemarin mendapati tulisan yang sangat 'menarik' perhatian saya diberbagai media, sebuah surat dari warga Riau yang hari-hari terakhir dilanda kabut asap namun hampir luput dari pemberitaan apalagi penanganan, tenggelam oleh hiruk pikuk berita-berita politik dan "sebangsanya". Surat itu beredar sedemikian cepat dan termuat di banyak media online maupun jejaring sosial dan forum-forum diskusi. Isinya sangat jelas menohok hati (jika masih punya hati) pemimpin negeri ini, dan dengan jelas mempertegas bahwa masalah asap tak sekadar masalah terbakarnya hutan atau lahan, tetapi lebih dari itu terkait dengan banyak hal, semisal keserakahan, ketidakpedulian negara, dan kepongahan Jakarta menjadi tudingan serius penyebab asap. </div>
<br />
<a name='more'></a><div style="text-align: justify;">
Berikut ini adalah isi surat warga Riau yang beredar itu dengan judul 'Surat Riau untuk Indonesia' yang saya kutip dari kaskus:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>Dear Yth. Presiden RI Bpk Susilo Bambang Yudhoyono-Yang sebentar lagi akan habis masa jabatannya.<br /><br />Riau, dari sini Bahasa Indonesia berasal. Bahasa yg pernah membuat Nusantara satu.Titik api di sekitar kami, bukanlah simbol kemarahan Tuhan, tapi simbol KESERAKAHAN dan bukti KETIDAK PEDULIAN Negara, bukti kepongahan Jakarta terhadap daerah.<br /><br />Bapak mau kesini sekarang? Bandara ditutup pak, lagipun tidak ada anak sekolah yang akan MENYAMBUT Bapak, sekolah DILIBURKAN.<br /><br />Mau menempuh jalur darat? Bahaya Pak, asap tebal tidak bagus buat kesehatan Bapak dan Ibu Ani, lagian juga tidak bagus untuk OBJEK FOTO di Instagram.<br /><br />Biarkan saja seperti ini, agar Riau bisa menjadi lahan sawit dan bisa ditanami tanaman Industri.<br /><br />Biarkan saja seperti ini, kami ikhlas mati pelan-pelan karena ISPA, karena ketidak berdayaan kami di Daerah.<br /><br />Kami Pasrah, Mungkin ini kehendak Tuhan.<br /><br />Bagi saudara/i kami di daerah lainnya, kami sangat berterima kasih atas doa yang selalu kalian panjatkan. MOHON MAAF karena kiriman asap Riau kalian jadi terganggu, jika kita tidak sempat bertemu muka, semoga kita bertemu di Surga nanti.<br /><br />Terimakasih Indonesia.</i></div>
</div>
Anonymousnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3434343083444155169.post-44129926770429034802013-11-14T10:37:00.000+07:002014-07-16T11:01:45.741+07:00Cara Mudah Menulis Cerpen ala Mohammad Diponegoro<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://1.bp.blogspot.com/-cwBGE0gPMw4/UnlwGvShInI/AAAAAAAABaM/p2vh_y9vjcA/s1600/yuknuliscerpenyuk.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://1.bp.blogspot.com/-cwBGE0gPMw4/UnlwGvShInI/AAAAAAAABaM/p2vh_y9vjcA/s200/yuknuliscerpenyuk.jpg" height="200" width="140" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<i>"Dunia cerpen ialah alam di dasar laut karang. Makin dalam kita menyelam dengan minat tajam, makin asyik dan terpukau kita oleh keindahan dan kekayaannya. Kita bisa tergulir untuk jatuh cinta dan akhirnya membatalkan sama sekali niat untuk lari dari dunia cerpen" </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<a name='more'></a>Demikianlah yang disampaikan Muhammad Diponegoro dalam buku jadul yang menjadi koleksi saya. Buku yang saya dapatkan sekitar tahun 1999 di Gramedia Jl. Basuki Rahmat Surabaya, di rak buku lama/bekas. Tentu saja harganya sangat murah. Kalau tak salah ingat harganya sekitar 5.000,- rupiah<br />
<br />
Dalam buku ini ia menyampaikan banyak hal yang terkait dengan dunia cerpen. Tidak sekadar <b><a href="http://cangkop.blogspot.com/2013/11/cara-mudah-menulis-cerpen-ala-mohammad.html">bagaimana cara mudah menulis cerpen</a></b> itu, tetapi juga bagaimana ia mengulas sedalam-dalamnya sebuah cerpen, termasuk juga perjalanan panjang berliku yang harus dilalui oleh penulis cerpen yang handal.<br />
<br />
Muhammad Diponegoro memang seorang pencinta dunia cerpen sepanjang hidupnya. Ada ratusan cerpen yang telah ditulisnya dan ia juga pernah membaca banyak cerpen di radio Australia. Yang terakhir ini tentu sangat menarik, membaca cerpen di radio, tentu dibutuhnya berbagai kealhian, terutama olah vokal yang bisa membius pendengar. <br />
<br />
Buku ini secara umum meyingkap <b><a href="http://cangkop.blogspot.com/2013/11/cara-mudah-menulis-cerpen-ala-mohammad.html">rahasia menulis cerpen</a></b>, <a href="http://cangkop.blogspot.com/2013/11/cara-mudah-menulis-cerpen-ala-mohammad.html"><b>bagaimana cara menulis cerpen dengan mudah.</b></a> Di mulai dari tahapan menata niat, menata langkah, membuat biasa dan mahir menulis sampai dengan bagaimana menyunting cerpen, semua diantarkan dengan gaya bercerita oleh Mohammad Diponegoro, yang seolah-olah penjelasanya itu adalah sebuah cerpen tersendiri. Sangat menarik. Anda ingin menjadi seorang cepenis atau penyunting cerpen yang handal? Lebih afdol kalau sebelumnya membaca buku ini. <br />
<br />
<div style="text-align: center;">
<i>Judul : Yuk, Nulis Cerpen Yuk </i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>Penulis : Mohammad Diponegoro </i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>Penerbit : Shalahuddin Press </i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>Halaman : viii + 144 </i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>Ukuran : 14 x 20 cm </i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>Cetakan : ke-2, 1994</i><br />
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>BUKUKU# </b>Ini adalah catatan sederhana dari buku-buku yang saya
miliki dan saya baca yang jauh dari kaidah resensi buku sebenarnya,
karena hanya terbatas 3-5 paragraf. Untuk resensi buku yang 'sedikit
serius' biasanya saya unggah di <a href="http://pencangkul.blogspot.com/2013/03/membongkar-akar-krisis-indonesia.html" target="_blank">blog pertama</a> saya <a href="http://pencangkul.blogspot.com/2013/03/membongkar-akar-krisis-indonesia.html" target="_blank"><b>DI SINI</b>.</a></div>
</div>
</div>
</div>
Anonymousnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3434343083444155169.post-58745279164620605532013-10-22T09:00:00.003+07:002014-03-17T20:05:57.686+07:00Ketika Mas Mantri Menjenguk Tuhan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-pVTu17CyEkM/UmXaXRVHt_I/AAAAAAAABZo/jR25EYw1O8c/s1600/mas+mantri.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-pVTu17CyEkM/UmXaXRVHt_I/AAAAAAAABZo/jR25EYw1O8c/s200/mas+mantri.jpg" height="200" width="143" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>MEMBACA</b> (kembali) buku lama ini seolah mengantarkan ke masa-masa sekitar 1998. Bukan saja karena buku ini saya beli sekitar tahun itu, tetapi isinya benar-benar meneropong dan memotret banyak kejadian-kejadian sebelum tahun 1998. Buku yang hadir dengan pergumulan kebudayaan, keagamaan, sosial-politik dengan sajian yang terkadang mengelitik. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<a name='more'></a><div style="text-align: justify;">
Adalah Ahmad Tohari yang memotret kehidupan dengan tokoh-tokoh imajiner dalam buku berjudul Mas Mantri Menjenguk Tuhan. Potret kehidupan sosial yang aktual, kisah-kisah orang kecil, juga orang-orang besar tetapi disampaikan dengan bahasa yang lugas, ceplas-ceplos, khas obrolan sehari-hari tanpa mengurangi nilai-nilai kontemplatifnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Buku ini merupakan kumpulan kolom Ahmad Tohari di media massa yang terbit tahun 1997. Tokoh-tokoh imajiner seperti Mas Mantri, Den Besus, Kang Marto Pacul, mBak Nyus dan nama-nama lainnya adalah penjelmaan dari keragaman watak sosial kebanyakan manusia Indonesia yang berada di strata bawah. Tuhan dan manusia tidak dipahami secara formal-tekstual. Namun, "Sapaan Tuhan" universal juga menyentuh sisi kemanuaisaan, keluhuran dan pembelaan atas nasib wong cilik. </div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<i>Judul: Mas Mantri Menjenguk Tuhan<br />Penulis: Ahmad Tohari<br />Penerbit: RISALAH GUSTI<br />Tahun: 1997</i></div>
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>BUKUKU# </b>Ini adalah catatan sederhana dari buku-buku yang saya
miliki dan saya baca yang jauh dari kaidah resensi buku sebenarnya,
karena hanya terbatas 3-5 paragraf. Untuk resensi buku yang 'sedikit
serius' biasanya saya unggah di <a href="http://pencangkul.blogspot.com/2013/03/membongkar-akar-krisis-indonesia.html" target="_blank">blog pertama</a> saya <a href="http://pencangkul.blogspot.com/2013/03/membongkar-akar-krisis-indonesia.html" target="_blank"><b>DI SINI</b>.</a></div>
<br /></div>
Anonymousnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3434343083444155169.post-38289675740606533222013-10-18T06:34:00.003+07:002014-03-17T20:07:09.022+07:00Aku Ingin Jadi Peluru: Simbol Perlawanan Orang-orang Tertindas<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: justify;">
<a href="http://2.bp.blogspot.com/-l7nQyYK3Qwg/UmBxaL1L7EI/AAAAAAAABZc/0-LKnHyp71M/s1600/Wiji+Thukul.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://2.bp.blogspot.com/-l7nQyYK3Qwg/UmBxaL1L7EI/AAAAAAAABZc/0-LKnHyp71M/s200/Wiji+Thukul.jpg" height="200" width="133" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>INI</b> adalah salah satu buku puisi yang sangat saya sukai. Buku yang mengingatkan saya kalau buku ini pernah saya beli di Surabaya pada 22 November 2000 (tertulis di sudut atas halaman dalam). Buku puisi yang ditulis oleh penyair yang sampai sekarang hilang entah kemana sejak orde baru. Dalam buku ini, ada satu puisinya yang sangat berkesan dan memberi spirit tersendiri, setidaknya bagi saya yang berjudul <b>Peringatan:</b></div>
<br />
<a name='more'></a><span style="color: red;"><i>jika rakyat harus pergi</i></span><br />
<span style="color: red;"><i>ketika penguasa pidato</i></span><br />
<span style="color: red;"><i>kita harus hati-hati</i></span><br />
<span style="color: red;"><i>barangkali mereka putus asa</i></span><br />
<span style="color: red;"><i><br /></i></span>
<span style="color: red;"><i>kalau rakyat sembunyi</i></span><br />
<span style="color: red;"><i>dan berbisik-bisik</i></span><br />
<span style="color: red;"><i>ketika membicarakan masalahnya sendiri</i></span><br />
<span style="color: red;"><i>penguasa harus waspada dan belajar mendengar</i></span><br />
<span style="color: red;"><i>bila rakyat tidak berani mengeluh</i></span><br />
<span style="color: red;"><i>itu artinya sudah gawat</i></span><br />
<span style="color: red;"><i>dan bila omongan penguasa</i></span><br />
<span style="color: red;"><i>tidak boleh dibantah</i></span><br />
<span style="color: red;"><i>kebenaran pasti terancam</i></span><br />
<span style="color: red;"><i><br /></i></span>
<span style="color: red;"><i>apabila usul ditolak tanpa ditimbang</i></span><br />
<span style="color: red;"><i>suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan</i></span><br />
<span style="color: red;"><i>dituduh subversive dan mengganggu keamanan</i></span><br />
<span style="color: red;"><i>maka hanya ada satu kata: lawan!</i></span><br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
“Hanya ada satu kata, lawan!” yang saya yakin kalimat ini lebih kita kenal dari pada sang penyairnya sendiri. Kalimat ini semacam “kalimat api” yang menjadi simbol perlawanan orang-orang kecil yang tertindas. Buku terbitan tahun 2000, isinya hampir semuanya berupa puisi “kerakyatan” dengan bahasa yang lugas, apa adanya dengan pemaknaan yang tanpa bercabang atau beranak-pinak. Buku dengan kata pengantar almarhum Munir dengan ketebalan 176 ini, seolah mengetengahkan kehidupan sang penyair. Ia adalah penyair yang gigih dalam memperjuangkan hidup dan gagasan-gagasannya yang diyakininya. Ia juga dengan tepat menggambarkan keterwakilan kelas sosialnya.Simak saja salah satu puisinya berjudul <b>Darman</b> berikut ini:<br />
<br />
<span style="color: red;"><i>desa yang tandus ditinggalkannya<br />kota yang ganas mendupak nasibnya<br />tetapi dia lelaki perkasa<br />kota keras<br />hatinya pun karang<br />bergulat siang malam<br />Darman kini lelaki perkasa<br />masa remaja belum habis direguknya<br />Tukini setia terlanjur jadi bininya<br />kini Darman digantungi lima nyawa<br />Darman yang perkasa<br />kota yang culas tidak akan melampus hidupnya<br />tetapi kepada tangis anak-anaknya<br />tidak bisa menulikan telinga<br />lelaki, ya Darman kini adalah lelaki perkasa<br />ketika ia dijebloskan ke dalam penjara<br />Tukini setia menangisi keperkasaannya<br /><br />ya merataplah Tukini<br />di dalam rumah yang belum lunas sewanya<br />di amben bambu wanita itu tersedu<br />sulungnya terbaring diserang kolera<br /><br />Tukini yang hamil buncit perutnya<br />nyawa di kandungan anak kelima</i></span><br />
<br />
Pilihannya untuk bergabung dengan kalangan kecil seperti petani, kaum buruh dan masyarakat miskin lainnya semakin meneguhkan keyakinannya bahwa keadaan miskin bukanlah semata-mata karena takdir Tuhan, tetapi karena keserakahan kekuasaan politik dan modal yang melahap habis semuanya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<i><br /></i>
<div style="text-align: center;">
<i>Judul : Aku Ingin Jadi Peluru</i><br />
<i>Penulis : Wiji Thukul</i><br />
<i>Cetakan : I, Juni 2000</i><br />
<i>Penerbit : IndonesiaTera, Magelang. </i></div>
<div style="text-align: center;">
<i>Tebal : xix + 176 halaman</i><br />
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
<b>BUKUKU# </b>Ini adalah catatan sederhana dari buku-buku yang saya
miliki dan saya baca yang jauh dari kaidah resensi buku sebenarnya,
karena hanya terbatas 3-5 paragraf. Untuk resensi buku yang 'sedikit
serius' biasanya saya unggah di <a href="http://pencangkul.blogspot.com/2013/03/membongkar-akar-krisis-indonesia.html" target="_blank">blog pertama</a> saya <a href="http://pencangkul.blogspot.com/2013/03/membongkar-akar-krisis-indonesia.html" target="_blank"><b>DI SINI</b>.</a></div>
</div>
</div>
</div>
Anonymousnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3434343083444155169.post-84113588342523604572013-06-11T22:30:00.000+07:002014-09-23T16:32:19.434+07:00Wonosalam Suatu Malam<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}">melodi jangkrik dan orong-orong bersautan </span><br />
<span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}">memamah dan memecah langit malam</span><br />
<span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}">udara dingin menusuk-nusuk tulang</span><br />
<span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}">sesekali terdengar nyanyian tokek</span><br />
membuat telinga pekak<br />
<span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}"></span><br />
<a name='more'></a><span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}">dan sayup-sayup <i>michael learn to rock </i></span><br />
<span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}">mendendang <i>take me to your heart</i></span><br />
<span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}">yang tak henti-hentinya menelusuri lorong-lorong hardisk</span><br />
<span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}">dan mendorong-dorong memoriku</span><br />
<span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}">untuk menelusuri kembali lorong masa silam </span><br />
<br />
<span class="userContent" data-ft="{"tn":"K"}"><span style="font-size: xx-small;"><i>12 September 2010</i></span> </span></div>
Anonymousnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3434343083444155169.post-76238483817398194712013-05-30T15:37:00.001+07:002013-05-30T15:39:03.112+07:00Suatu Pagi di Ngurah Rai<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
sisa hujan semalam <br />
belum juga mengering<br />
angin berhembus sepoi-sepoi<br />
burung-burung gereja berjumpalitan <br />
pada tiang-tiang listrik bandara<br />
<br />
<a name='more'></a>sementara burung-burung besi<br />
meraung-raung di ngurah rai<br />
datang pergi silih berganti <br />
dan matahari mulai menyeruak <br />
mengusir embun!<br />
<br />
<span style="font-size: x-small;"><i>denpasar, 24 September 2010</i></span></div>
Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3434343083444155169.post-65488695261135909632013-05-13T02:00:00.000+07:002014-05-13T19:30:11.588+07:00Trisakti, 12 Mei 1998<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
ada peristiwa di hari ini<br />
yang menghiasi koran pagi<br />
:mahasiswa mati ditembaki<br />
saat demonstrasi<br />
dan mengibarkan bendera reformasi<br />
<br />
<a name='more'></a>bunga-bunga negeri pun lunglai<br />
jatuh terkulai<br />
<br />
isyarat malam hari<br />
dengan suara keras tangisan bayi<br />
tak ada yang menghiraukan lagi<br />
<br />
subuh lumpuh parah<br />
pagi terluka goresan merah<br />
siang bau amis darah<br />
sore telah jadi jenazah<br />
malampun tak lagi bertingkah<br />
sebab air matanya habis terperah<br />
<br />
peluru-peluru besi<br />
menusuk jantung anak negeri <br />
meninggalkan matahari<br />
mengantar pada ruang abadi<br />
<br />
darah yang tumpah sebagai bukti<br />
takkan sia-sia tercecer disini<br />
akan bicara tentang tragedi<br />
akan menjadi saksi<br />
akan bercerita pada setiap generasi<br />
tanpa harus mengingkari dan basa-basi<br />
pada suatu hari nanti<br />
<br />
kawan, jangan kau merasa sunyi<br />
pergilah, doaku selalu mengiringi<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: x-small;"><i>indonesia, 13 Mei 1998</i></span></div>
Anonymousnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3434343083444155169.post-69783943791020266342013-04-11T10:16:00.000+07:002013-04-11T10:16:56.436+07:00(Bukan) Gombal Mukiyo<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
jangan bertanya, sayang <br />
mengapa namamu tak kucantumkan <br />
dalam puisi dan roman picisanku<br />
atau sekadar dalam kata pengantarnya<br />
<br />
<a name='more'></a>jangan bertanya, sayang<br />
mengapa namamu tak kucantumkan<br />
sebab namamu telah kutulis dalam hatiku <br />
dengan jangkar menancap, mengakar di jiwaku!<br />
<br />
<br />
<span style="font-size: x-small;"><i>Malang, 10 April 2013</i></span></div>
Anonymousnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3434343083444155169.post-38855900098317149162013-02-21T19:17:00.000+07:002013-08-07T17:49:31.141+07:00 Sepenggal Catatan Terpenggal di Hari Kemenangan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
ya Allah, hari ini gelegar takbir terdengar<br />
padahal kemarin kami masih berebut benar<br />
tentang bulan satu syawal yang samar keluar<br />
<br />
<a name='more'></a>ya Allah, hari ini katanya hari kemenangan<br />
pantaskah kami memenangkannya?<br />
dan kami memenangkannya atas siapa?<br />
<br />
kami masih diliputi kebingungan<br />
tidak saja tentang bulan yang samar<br />
tapi juga hari ini, hari ini dan esok<br />
pakaian apakah yang akan kami kenakan?<br />
pakaian taqwa? ah, di manakah harus kami beli pakaian taqwa?<br />
<br />
kami terlalu malu memakainya<br />
pakaian taqwa kami telah terkoyak<br />
terkoyak oleh tarik-menarik diantara kami<br />
terkoyak oleh letusan petasan semalaman kami<br />
terkoyak oleh keangkuhan kami yang tersamar<br />
<br />
ya Allah, kalau hari ini hari kemenangan<br />
siapakah diantara kami yang jadi pemenang?<br />
dan kami memenangkannya atas siapa?<br />
<br />
<br />
<i>jombang, agustus 2011 [1 syawal 1432 h]</i></div>
Anonymousnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-3434343083444155169.post-79156638376026768922013-02-07T09:54:00.002+07:002013-02-07T09:55:31.817+07:00Puisi Terlewat, 7<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
”.....cintaku yang terjepit di antara spasi puisiku, meronta-ronta ingin terbang, mengarungi angkasamu. namun tatkala mulai terbang, dengan angkuhmu kau depak jatuh, tersungkur sekarat di pojok kumuh puisiku........”<br />
<br />
<a name='more'></a><i>06 januari 2002</i></div>
Anonymousnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3434343083444155169.post-51368577978738530932013-01-19T06:37:00.000+07:002013-01-19T06:37:00.115+07:00Semalam Aku Bermimpi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
semalam aku bermimpi<br />
melihat matamu<br />
di dalamnya ada sungai<br />
yang mengalirkan rinduku<br />
<br />
<a name='more'></a>semalam aku bermimpi <br />
melihat matamu<br />
di dalamnya ada samudera <br />
yang menyimpan rinduku<br />
<br />
semalam aku bermimpi<br />
melihat matamu<br />
di dalamnya ada matahari<br />
yang menyinari hatiku<br />
<br />
sekarang aku terbangun<br />
dan lagi-lagi kulihat matamu<br />
ada banyak puisimu<br />
yang menjawab cintaku!<br />
<br />
<i>bogor, 23 desember 2004</i></div>
Anonymousnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3434343083444155169.post-66605951176012820172013-01-16T16:28:00.001+07:002013-01-16T16:32:23.850+07:00Kau Seharusnya Tidak Hanya Memahami<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
kau seharusnya tidak hanya memahami<br />
tapi juga harus mengasah empati<br />
kami lapar, kami butuh nasi<br />
bukan teori dan simulasi <br />
<br />
<a name='more'></a>kenapa engkau begitu lemah<br />
menghadapi para penjarah<br />
padahal kau terlihat lebih gagah<br />
<br />
kau seharusnya tidak hanya memahami <br />
sebab lapar kami tak tertahankan lagi<br />
<br />
kau seharusnya tidak hanya memahami !<br />
<br />
<i>bogor, 29/09/ 2005</i><br />
<br />
<br />
Tulisan terkait:<i> </i><br />
<a href="http://cangkop.blogspot.com/2012/10/ibu-pertiwi-sempoyongan.html">Ibu Pertiwi Sempoyongan</a><br />
<a href="http://cangkop.blogspot.com/2012/10/bukan-puisi-ngantuk.html">(Bukan) Puisi Ngantuk </a><br />
<a href="http://cangkop.blogspot.com/2012/06/puisi-di-depan-radio.html">Puisi di Depan Radio</a><br />
<a href="http://cangkop.blogspot.com/2012/10/puisi-nasi-bungkus.html">Puisi Nasi Bungkus</a></div>
Anonymousnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3434343083444155169.post-2644558560219319192013-01-01T21:17:00.000+07:002013-01-02T04:18:24.106+07:00Setelah Hujancangkir kopi sudah yang ketiga<br />
hujan juga sudah mulai reda<br />
dan dzikir jangkrik mulai menggema<br />
<br />
<a name='more'></a>tapi dunia kata tetap sunyi<br />
dunia hati tetap menyendiri<br />
dan perlawanan tak boleh usai!<br />
<br />
<i>2 februari 2012</i>Anonymousnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3434343083444155169.post-46608565220268172332012-12-21T19:50:00.000+07:002012-12-21T19:50:00.351+07:00Sayatlah Jiwaku<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
sayatlah jiwaku<br />
menjadi barang rongsokan<br />
yang harus dirombengkan<br />
<br />
<a name='more'></a>sayatlah jiwaku<br />
menjadi batu sandungan <br />
yang harus disingkirkan<br />
<br />
sayatlah jiwaku <br />
menjadi sebuah kisah<br />
agar tak selalu resah<br />
<br />
sayatlah jiwaku<br />
menjadi sebait puisi<br />
agar tangisku penuh arti<br />
<br />
<i>jombang, 1998 </i></div>
Anonymousnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3434343083444155169.post-1349622627388200782012-12-19T17:40:00.002+07:002012-12-19T17:40:45.086+07:00Hujan Sore<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
berliter-liter air tumpah <br />
dari langitMu<br />
mengobati rindu<br />
dahagaku<br />
<br />
<a name='more'></a>menggelontor debu di qolbu<br />
menghardik titik-titik noda<br />
dengan rintik-rintik<br />
dzikir hujan sore<br />
<br />
<i>bogor, 20/03/2003 - malang, 19/12/2012</i></div>
Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3434343083444155169.post-46154667814658945952012-12-18T19:54:00.003+07:002012-12-18T19:54:49.254+07:00Puisi Terlewat, 5<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
kenapa kita harus bertemu di sini<br />
dan mengukir bermacam memori<br />
mencatat hari-hari yang terlewati<br />
sampai waktu membingkai <br />
<br />
<a name='more'></a>aku tak bisa memungkiri<br />
jika kau adalah pautan hati<br />
yang menghiasi mimpi-mimpi<br />
dan membuat berisik bertubi-tubi<br />
<br />
dan sekarang kau telah pergi<br />
ketika aku belum selesai<br />
menulis puisi!!!<br />
<br />
<i>kediri, 08082001</i></div>
Anonymousnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3434343083444155169.post-14656715048895264552012-12-13T18:16:00.000+07:002012-12-13T18:16:00.282+07:00Taman Topi Tengah Malam, 2<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
entah sudah berapa juta <br />
bakal bayi tercecer di jalanan<br />
dan semut-semut mengerubutinya <br />
<br />
<a name='more'></a>malam adalah deru nafas memburu<br />
diiringi musik <i>ndangdut </i>dan <i>disco remix</i><br />
dua insan transaksi kelamin, tapi kita bisu <br />
<br />
tiba-tiba seseorang berteriak<br />
merobek cakrawala malam<br />
:mas, mas, bayar dulu dong !?!<br />
<i><br /></i>
<i>bogor, 11 juni 2005</i></div>
Anonymousnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3434343083444155169.post-65711763599283172102012-12-05T19:01:00.000+07:002012-12-05T19:01:14.270+07:00Poundsterling<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
dan....<br />
cinta yang kau ungkapkan <br />
dengan bahasa poundsterling<br />
membuat harapanku terpelanting!<br />
<i></i><br />
<a name='more'></a><i>jombang, 07072000 </i></div>
Anonymousnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3434343083444155169.post-88362904445255520602012-11-12T13:14:00.000+07:002012-11-12T13:14:00.518+07:00Kaukah, Tapi Aku Tak Tahu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
kaukah yang mengirim<br />
bertangkai-tangkai bunga<br />
di samping tidurku<br />
sampai wanginya mengalir dalam darah<br />
dan membuatku berbunga-bunga<br />
. :tapi aku tak tahu<br />
<br />
<a name='more'></a>kaukah yang mengirim<br />
beribu-ribu sembilu, juga belati<br />
di samping tidurku<br />
sampai menusuk-nusuk ulu hati<br />
membuat luka menganga<br />
. :tapi aku tak tahu<br />
<br />
kaukah yang mengirim itu<br />
. :tapi aku tak tahu!<br />
<br />
<i>bogor, 5 maret 2005</i></div>
Anonymousnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3434343083444155169.post-12825477275198380022012-11-11T13:09:00.000+07:002012-11-11T13:09:30.247+07:00Lagu Muak (1)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
di matamu telah kubaca<br />
sekenario cintamu<br />
<br />
<a name='more'></a>bahwa cintamu itu seperti debu<br />
melayang-layang berterbangan<br />
menempel pada setiap ruang<br />
pada setiap lembar uang<br />
<br />
sayangnya sayang,<br />
aku tak mencintaimu!<br />
<br />
<i>jombang, 2008 </i></div>
Anonymousnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3434343083444155169.post-10591540759725669872012-11-09T05:44:00.001+07:002012-11-09T05:44:14.385+07:00Hujan Pagi Hari<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
“………… aku belum sepenuhnya sadar mengakhiri mimpi-mimpi ketika engkau mengalir dengan ceritamu, sendirian! menumpahkan segala derita, setelah semalaman menahan orgasmemu, orgasme hujan. pada bunga-bunga engkau bercerita, pada dingin kau tumpahkan. mataharipun tak engkau ijinkan menyapa burung-burung …………”.<br />
<br />
<a name='more'></a><i>bogor, 2005 </i></div>
Anonymousnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3434343083444155169.post-544773977760022502012-11-06T16:06:00.000+07:002012-11-06T16:06:37.955+07:00Puisi Terlewat, 13<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
warna-warna cinta itu<br />
aku goreskan di kanvas hatimu<br />
biar tergambar asmaraku nan samar<br />
tapi maaf, kalau warnanya masih pudar<br />
<br />
<a name='more'></a>kugambar jalan setapak menanjak<br />
untuk menyusuri hatimu yang sesak<br />
dan juga susah ditebak<br />
<br />
kugambar sungai yang bening<br />
seperti hatimu yang hening<br />
yang membuatku tak bergeming<br />
tapi jiwaku makin terpelanting<br />
<br />
kugambar gunung yang biru<br />
seperti cintaku, biru dan bisu<br />
juga sedikit malu-malu<br />
<br />
warna-warna cinta itu<br />
aku goreskan di kanvas hatimu<br />
biar tergambar asmaraku yang samar<br />
tapi maaf, tanganku makin gemetar<br />
<br />
<br />
<i>jombang, 2 januari 2006</i><br />
<br /></div>
Anonymousnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3434343083444155169.post-51373234139170990272012-11-02T06:00:00.000+07:002012-11-02T06:00:07.727+07:00Puisi Untukmu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
meskipun debur ombak mengirim buih penuh limbah<br />
unggas laut sudah tak doyan ikan<br />
atau sampah plastik menjadi lipstik pantai ini<br />
aku tetap memunguti kata-kata dalam buku puisi ini<br />
<br />
<a name='more'></a>meskipun para pejabat berbusa-busa pidato <br />
tentang pelestarian lingkungan laut dan pesisir<br />
atau berencana menaikkan harga BBM semau-maunya<br />
aku tetap memunguti puisi-puisi dalam buku ini <br />
dan aku akan membaca satu puisi cinta,<br />
untukmu!<br />
<br />
<i>maumere, 10/09/2010</i></div>
Anonymousnoreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-3434343083444155169.post-58685838113405253052012-11-01T05:19:00.000+07:002012-11-01T05:19:00.286+07:00Sajak Tukang Batu<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
pasir dan semen yang jadi adonan<br />
dan batu-batu koral yang dicampurkan<br />
masih tak mampu memperkuat periukmu<br />
<br />
<a name='more'></a>panas yang menyengat<br />
memeras keringat<br />
biar perut anak-istri tak terlipat<br />
<br />
hari ini membangun gugusan rumah<br />
esok rumah-rumah itu tak lagi ramah<br />
menerima dirimu yang lemah<br />
<br />
selalu saja membangun rumah<br />
padahal engkau sendiri butuh rumah<br />
ya, butuh rumah<br />
<br />
<i>09 september 2000 </i></div>
Anonymousnoreply@blogger.com1