Sabtu, 05 Juli 2014

Pilpres dan Fenomena Menulis Surat

Sumber: maxxima-technology.com
Anda pernah menulis surat? Saya yakin hampir dari sebagian besar kita pernah menulis surat. Entah itu surat-surat resmi, surat untuk sahabat pena, surat cinta, ataupun surat pemberitahuan tidak masuk sekolah. Nah, perihal surat-menyurat ini, sepertinya menjelang perhelatan pemilihan presiden 2014 ini marak kembali dilakukan oleh sebagian orang. Mungkin bisa kita mulai dengan adanya surat dari calon Presiden Prabowo Subianto kepada guru-guru di beberapa daerah yang berisi permintaan memenangkannya pada pemilu presiden 9 Juli mendatang.

Berikutnya muncul surat dari Tasniem Fauzia, anak mantan ketua MPR Amien Rais yang isinya "patah hati" pada Jokowi. Surat Tasniem ini dalam bentuk surat terbuka yang di posting di jejaring sosial media. Dalam surat terbukannya itu, Tasniem banyak memberi pertanyaan kepada Jokowi. Di akhir pertanyaan, ia meminta Jokowi menjawab, tetapi tidak perlu membalas surat tersebut. Tasniem juga meminta siapa saja yang membaca suratnya dan mengenal Jokowi, agar menyampaikan kepada Gubernur DKI Jakarta nonaktif itu.

Tentu saja surat terbuka Tasniem mendapat tanggapan pro dan kontra. Dan, sudah pasti pihak Amien Rais dan terutama Prabowo akan menanggapi positif isi surat itu. Sementara pihak yang kontra tentu saja tak sedikit jumlahnya, terutama bagi pihak bersebarngan dengan Prabowo, baik pendukung Jokowi langsung maupun masyarakat biasa. 

Ada beberapa surat balasan yang juga ditulis di media online untuk menanggapi surat "patah hati" Tasniem ini. Yang paling heboh adalah surat yang di tulis Achmad Room Fitrianto yang mengaku sebagai anak petani, yang sedang menyelesaikan pendidikan S-3 Australia. Ia menulis surat balasan untuk Tasbiem di blog Kompasiana yang kemudian menjadi perbincangan ramai di media karena isinya "membantai" apa yang telah 
ditulis oleh Tasniem.

Selain itu, juga ada balasan yang tak kalah hebohnya, yang ditulis oleh Dian Paraminta, mantan adik kelas Tasniem saat menempuh pendidikan di SMP 5 Yogyakarta. Dian memposting surat untuk Tasniem di blog pribadinya, www.dianparamita.com, dengan judul "Surat Terbuka untuk Tasniem Fauzia". Intinya juga nada kekecewaan dengan Tasniem, meskipun dengan nada yang lebih halus.  

Selain itu, juga ada banyak surat balasan dari beberapa pegiat jejaring sosial, termasuk juga munculnya surat yang langsung ditujukan kepada calon Presiden Prabowo Subianto, semisal dari Frans Magnis Suseno dan juga dari seorang Dosen Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi Kusman, yang menulis surat terbuka untuk calon presiden Prabowo Subianto.

Fenomena ini bagi saya sungguh menarik. Berkomunikasi lewat surat, terlepas dari isinya seperti apa, penuh tendensi atau tidak, merupakan sesuatu yang menyehatkan, terutama dalam dunia tulis menulis. Apalagi suratnya dalam bentuk surat terbuka yang bagi siapa saja bisa mengkases dan membacanya. Dan bahkan langsung bisa merespon atau membalasnya jika isinya menimbulkan polemik. Dan yang jelas, surat-surat itu akan "abadi" dan bisa dibaca sampai generasi nanti, karena diposting dan disebar secara berantai di dunia maya.

Salam surat-suratan. Selamat memilih presiden dengan selamat!

2 komentar:

  1. Apa ya isi suratnya kok sampai heboh gitu?
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, panjang pakde kalau ditulis satu persatu, intinya ada yang "patah hati", dan ada yang "cinta mati" sama para capres :)

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Mengenai Saya

Foto saya
Jombang, East Java, Indonesia
Pencangkul dan Penikmat Kopi

Pengikut