“Bunuh dia! Habisi dia!”
Kata orang-orang bertopeng
yang menyeretnya beramai-ramai
ke dalam kegelapan, kemarin malam
Esoknya, orang-orang menemukan mayatnya
di tepi jalan dekat mushola
darah telah tercecer
menggores pada koran pagi
menoreh pada bingkai sejarah
melukis burung gagak yang menari-nari
menyanyikan lagu kematian
kemudian hinggap
pada senyap
lalu lenyap
barangkali ia bertanya dalam kesenyapannya:
“Mengapa tiba-tiba tasbihku terputus,
ketika aku belum selesai berdzikir?”
sementara aku terus mencari jawabannya:
pada orang-orang
pada koran-koran
indonesia, 21 Oktober 1998
Kata orang-orang bertopeng
yang menyeretnya beramai-ramai
ke dalam kegelapan, kemarin malam
Esoknya, orang-orang menemukan mayatnya
di tepi jalan dekat mushola
darah telah tercecer
menggores pada koran pagi
menoreh pada bingkai sejarah
melukis burung gagak yang menari-nari
menyanyikan lagu kematian
kemudian hinggap
pada senyap
lalu lenyap
barangkali ia bertanya dalam kesenyapannya:
“Mengapa tiba-tiba tasbihku terputus,
ketika aku belum selesai berdzikir?”
sementara aku terus mencari jawabannya:
pada orang-orang
pada koran-koran
indonesia, 21 Oktober 1998
Tidak ada komentar:
Posting Komentar